Pages

Monday, 4 November 2013

[Review] Densha Otoko - Train Man


Judul: Densha Otoko - Train Man
Penulis: Hitori Nakano
Penerjemah: Kanti Anwar
Bahasa: Indonesia
Genre: romance, humor
Penerbit: Qanita - Mizan
Halaman: 436p
Bintang: ✮ ✮ ✮ ✮ 
Status: Diberi senpai.
***
Berdasarkan statistik, cowok otaku akan menyerah saat jatuh cinta pada cewek sungguhan. Apalagi kalau cewek itu berkali-kali lipat lebih baik darinya.

Mereka juga putus asa.

((((;゚Д゚))))

Namun, Pria Kereta Api tidak begitu. Saat jatuh cinta dengan gadis yang ditolongnya, dia langsung main ke sebuah forum internet untuk meminta dukungan. Untungnya, teman-temannya di dunia cyber baik-baik dan sangat bersemangat.

Mereka memberi tips-tips pada Pria Kereta Api agar dia bisa bersatu dengan gadis itu.

Masalahnya, terkadang tips-tips itu agak aneh dan diusulkan para jomblo yang tidak berpengalaman. Berhasilkah Pria Kereta Api meluluhkan hati gadis cantik yang perlahan-lahan mengubah hidupnya?
***
キタ―――――(゚∀゚)―――――!!

Akhirnya saya siap hati untuk review buku ini, sekali-kalinya baca buku romance langsung galau (/ω\)

Mari kita mulai.

Tuesday, 29 October 2013

[Review] Claymore

Judul:  Claymore
Penulis: Ally Jane
Bahasa: Indonesia
Penerbit: Diva Press
Genre: teenlit, romance, fantasy
Status: Buntelan dari Diva Press
Rating: T
Bintang: ✮ 

Monday, 30 September 2013

[Review] Natsir: Politik Santun di antara Dua Rezim

Judul:  Natsir: Politik Santun di antara Dua Rezim
Penulis: Tim Buku TEMPO
Bahasa: Indonesia
Genre: non-fiksi, historical
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia
Halaman: 162p
Bintang: ✮ ✮ ✮ 

Natsir tak sepaham dengan Sukarno soal cara memandang Islam. Ia memilih berjuang dengan caranya, menulis majalah bulanan di Pembela Islam

Blurb:
Hidupnya tak terlalu berwarna. Apalagi penuh kejutan ala kisah Hollywood: perjuangan, petualangan, cinta, perselingkuhan, gaya hidup flamboyan, dan akhir di luar dugaan, klimaks. Ia menarik karena santun, bersih, konsisten, toleran, tapi teguh berpendirian. Satu teladan yang jarang.

Kisah tentang Natsir adalah salah satu cerita tentang "Tokoh Islam di Awal Kemerdekaan", yang diangkat dari liputan khusus Majalah Berita Mingguan Tempo pada 2003-2010. 
~*~*~*~
Perjalanan saya memahami sejarah perjuangan Indonesia lepas dari pengaruh orang non-Indonesia berlanjut. Kali ini saya memilih Natsir, karena saya masih menghindari Kartosuwiryo dan masih mengikuti runtutan "Tokoh Islam di Awal Kemerdekaan". Saya membaca ini selama perjalanan menuju Jakarta menggunakan kereta api Matarmaja, teman-teman saya sampai ketawa melihat apa yang saya. Efek test, kata mereka. Benar juga sih. Saya merasa gagal karena tidak begitu paham sejarah sendiri.

Penceritaan Natsir lebih linier daripada Daud Bereueuh, dan beliau lebih banyak dikenal orang daripada pejuang Aceh tersebut. Saya mengenal Natsir sebatas dia pernah menjadi nama kabinet di masa gonjang-ganjing kabinet yang tumbang dengan cepat di awal kemerdekaan.

Mosi Integral? Petisi 50? Saya sama sekali tidak tahu jika Natsir adalah tokoh penting dalam sejarah itu. Bahkan saya baru tahu ada Petisi 50 ketika saya membaca buku ini. Malu saya.

Dalam buku ini ditekankan sifat sederhana Natsir, toleransi-nya kepada umat lain sekalipun dia punya pendirian teguh dengan keyakinannya. Dari buku ini seakan dibuka mata saya jika Soekarno tidak seperti apa yang ada dalam bayangan saya, sering kali disebutkan pertentangan antara Natsir dan Bung Karno. Pandangan tentang politik dan agama adalah sumber pertentangan kedua tokoh ini, dimana Bung Karno sekuler sementara Natsir agamis, atau ketika dimana Bung Karno mengesampingkan demokrasi dan Natsir teguh dengan semangat demokrasi akibat pendidikan Belanda yang diterimanya. Permesta adalah bentuk pemberontakan Natsir, sekalipun tidak terlalu dibahas dalam buku-buku sekolah dulu (atau saya saja yang lupa?)

Maksud dari dua rezim adalah Natsir juga punya peran penting dalam masa Orde Baru, pengaruh yang beliau punya sebagai tokoh Islam pendiri partai Islam terbesar di dunia saat itu yang membuka pintu negosiasi antara Malaysia dan Indonesia. Lalu ada juga Petisi 50 yang menolak cara pemerintahan Soeharto yang membuatnya dijebloskan dalam penjara. 

Backgroundnya sebagai seseorang alim yang dididik Belanda membuatnya menjadi tokoh Islam yang teguh dengan prinsip demokrasi, tidak seperti kebanyakan tokoh Islam lain. Hal ini membuat saya sedikit tertarik dengannya, buku selecta capita akan jadi incaran saya selanjutnya, yes?

Wednesday, 18 September 2013

[Review] Daud Beureueh: Pejuang Kemerdekaan Yang Berontak


Judul:  Daud Beureueh: Pejuang Kemerdekaan Yang Berontak 
Penulis: Tim Buku TEMPO
Bahasa: Indonesia
Genre: non-fiksi, historical
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia
Halaman: 162p
Bintang: ✮ ✮ ✮ 

"Wallah, Billah, kepada daerah Aceh nanti akan diberikan hak menyusun rumah tangganya sendiri sesuai dengan syariat Islam" Sukarno, 1947.

Blurb:
Teungku Daud Beureueh, ulama dan tokoh masyarakat karismatik Aceh, mengangkat senjata melawan pemerintahan pusat pada 1953. Lalu perang datang silih berganti di Tanah Rencong hingga pergantian abad.

Sungguh ironis, beliau menyambut kemerdekaan Indonesia 1945 dengan sumpah setia, lalu beliau melakukan pemberontakan. Abu menganggap ia telah dikhianati oleh pemerintahan pusat. Apa yang sesungguhnya terjadi?

Kisah tentang Daud Beureueh adalah salah satu cerita tentang "Tokoh Islam di Awal Kemerdekaan", yang diangkat dari liputan khusus Majalah Berita Mingguan Tempo pada 2003-2010. 

Saturday, 7 September 2013

[Review] Tangan Besi - 100 Tiran Penguasa Dunia


Judul: Tangan Besi - 100 Tiran Penguasa Dunia
Penulis: Monsanto Luka
Bahasa: Indonesia
Genre: non-fiksi, historical
Penerbit: Galangpress
Halaman: 291p
Bintang: ✮ ✮ ✮

Blurb
"Sejarah mencatat, kekuatan-kekuasaan selalu berdampak ganda. Negara kuat berjalan seiring dengan lemahnya posisi rakyat. Dalam perbenturan antara negara dan rakyat itu, kerap lahir penguasa bertangan besi. Mereka memimpin negara dengan keji. Kekerasan adalah jalan keutamaan menuju kejayaan. Kuasa kata begitu hegemonik untuk menundukkan......"

~*~*~*~

Ketika tokoh yang paling saya sukai, Alexander Agung masuk dalam urutan 3 dalam buku ini, saya kaget. Lalu saya ingat...

"Power tends to corrupt, absolute power corrupts absolutely."

Tapi tetap saja tidak setuju. Sosok Iskandar, walau memang tipikal raja jaman dulu, tetap wah di kepala saya karena anime Fate/Zero :v

tapi...

"Pada satu titik, sang tokoh akhirnya hanya manusia biasa yang tak luput dari kelemahan, sesuatu yang mungkin kurang menyenangkan bagi mereka yang mengidolakannya."

Thursday, 5 September 2013

And the Mountains Echoed Giveaway


Hai~ ceritanya ini giveaway pertama saya :D atas event apa? Ya karena saya suka dengan penulis satu ini, saya ini super maso, yang condong ke penulis yang suka nulis-nulis cerita sedih. Mulai dari Kite Runner sampai yang terakhir ini, semuannya saya suka.

Awalnya saya udah mau ngadain ini dari dua minggu lalu, tapi karena saya lagi sibuk dengan suatu hal, jadi saya tunda. Nah, apa aja aturannya?

1. Peserta segala umur, domisili Indonesia.
2. Jawab pertanyaan saya di kolom komentar. Pertanyaan saya berhubungan dengan hal yang selalu diangkat Hosseini di setiap novelnya. Opini kok :3
3. Follow blog ini lewat GFC/Bloglovin/email. Tulis juga ya ID yang kalian pake untuk follow blog ini ;)
4. Tweet giveaway ini, biar rame.
5. Isi rafflecopter di bawah ini.

Itu aja sih, gak ribet kan?

rafflecopter removed, udah berakhir :p

Satu pemenang akan mendapatkan novel And the Mountains Echoed oleh Khaled Hosseini (baru, bukan yang udah saya baca dan jatuh di kamar mandi seperti di atas, lol). Pemenang akan saya umumkan secepatnya setalah giveaway ini berakhir. Tunggu apa lagi? :D

Sunday, 28 July 2013

And The Mountains Echoed by Khaled Hosseini


Judul: And The Mountains Echoed
Penulis: Khalled Hosseini
Bahasa: Indonesia
Genre: literary fiction, family, drama
Terbit: Juni 2013
Penerbit: Qanita (Mizan)
Bintang: ✮ ✮ ✮ ✮ ✮

‘My earlier novels were, at heart, tales of fatherhood and motherhood. My new novel is a multi-generational family story as well, this time revolving around brothers and sisters, and the ways in which they love, wound, betray, honour and sacrifice for each other.’ - Khalled Hosseini

Khalled Hosseini bagi saya adalah penulis genius. Dia sanggup membuat saya tak bisa melupakan novel pertamanya bahkan bertahun-tahun setelah saya membacanya. Dongeng yang ia buat menempel lekat di kepala saya, sebagian pandangan hidupnya mempengaruhi diri saya sekarang ini dan kadang Hosseini membuat saya mempertanyakan apa yang telah saya yakini. Tidak banyak penulis yang bisa membuat saya tertarik dengan sejarah/kebudayaan suatu negara, dan yang seperti tumor, merambat ke berbagai hal lain yang tak mungkin saya pelajari hanya dari wikipedia.

Ketika adek kelas saya memberitau saya tahun lalu jika Hosseini akan menerbitkan novel, saya langsung kegirangan tapi skeptis. Apalagi yang mau ia tulis tentang tanah air yang ia tinggalkan?

Emosional. Itu yang bisa katakan. Novel ini begitu emosional saya perlu waktu dua hari untuk menenangkan diri dan menulis review ini. Setiap kali saya mengingat apa yang ada di buku ini, mata saya selalu berkaca-kaca, dan demi masa, saya tak mau menangis lagi.

Berawal dari kisah dua saudara Abdullah dan Pari yang dipisahkan karena masalah ekonomi. Dimana Pari dijual kepada pasangan suami istri kaya raya di Kabul. Di sinilah dimulai jaring-jaring cerita yang merambat tidak hanya pada dua saudara itu, kembali ke masa lalu, menuju ke masa depan, tidak berhenti hanya di Afganistan tapi juga Amerika, Paris dan Yunani. Berbeda sekali dengan alur maju dua novel sebelumnya, Hosseini mencoba hal baru dengan membuat alur cerita yang carut marut tapi saling tersambung satu dengan yang lain secara jelas. Beberapa orang tidak menyukai alur yang membingungkan ini, tapi bagi saya hubungan satu chapter dan yang lain terlihat begitu jelas, sama sekali tidak membingungkan.

Tuesday, 23 July 2013

In the Miso Soup by Ryu Murakami


Judul: In The Miso Soup
Pengarang: Ryu Murakami
Penerbit: Transmedia Pustaka
Genre: horror, thriller, Japanese lit, mystery.
Bintang: ✮ ✮ ✮ ✮

Ringkasan:
Pengetahuan Kenji yang mendetail tentang industri seks di Tokyo, observasinya yang mendalam, dan sikapnya yang bijaksana dalam memecah kekosongan dan kemunafikan dari kondisi kontemporer Jepang, serta penglihatannya yang mendalam terhadap fenomena "kencan dibayar" dan "menjual kencan" yang banyak dilakukan oleh gadis pelajar Jepang, memberikan kita begitu banyak hal untuk dipikirkan lewat tiap halamannya. Kenji tak ubahnya seperti kita, jauh dari kata inosens, memandu kita menuju kekejaman dan keiblisan yang mampu dia hindari--dan, hanya lewat Jun kekasih berusia 16 tahunnya saja yang mungkin mampu menyelamatkan Kenji.... ( via Goodreads

.-.

Saya heran kenapa novel buatan orang Jepang yang saya baca kok rasanya mengerikan semua, mulai dari Memoar of Geisha, yang menurut otak anak SMP saya sudah cukup disturbing, lalu Out karya Kirino, lalu ini. Out memang sangat mengerikan, mulai dari sisi kekejaman sampe adegan sexual yang explicit, saya pikir otak anak SMA saya yang masih lugu tergores saat itu juga. Saya sering nonton anime atau baca manga, tapi novel Jepang? Bisa dihitung pake jari tangan, hanya 3 yang drama manusia normal.

Seperti dari ringkasan di atas, Kenji itu guide bagi turis luar yang ingin menikmati dunia malam di Tokyo. Dia tahu banyak tentang industri malam di sana, watak pekerja dan juga watak orang-orang luar yang biasa menyewa jasanya. Frank adalah kasus lain.

Monday, 22 July 2013

Kitchen by Banana Yoshimoto


Judul: Kitchen (Kicchin)
Penulis: Banana Yoshimoto
Penerjemah: Dewi Anggraeni
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia
Rating: T
Bintang: ✮ ✮ ✮ ✮ ✮
Review di Goodreads: clicky 

Ringkasan:

"Aku tidak bisa tidur di tempat lain selain dapur." Mikage Sakurai.  Setelah kematian neneknya, tokoh utama wanita kita ini hanya merasa tenang jika berada di dapur. 

Namun dapur keluarga Tanabe yang membuatnya jatuh cinta. Jatuh cinta pada Yuuichi yang mau memungutnya dan ibu (ayah) Yuuichi yang seorang transexual yang membuatnya merasakan apa arti keluarga.  

Nampaknya baru saja saya komen di blog mbak Ren klo saya gak begitu suka dengan cerita yang inti existensinya adalah romance. Rasanya seperti menelan ludah sendiri ya? Tidak. Saya memang gak begitu suka dengan novel dengan inti utama romance, tapi fanfic yang saya baca seringkali intinya adalah romance. Satu dua kali romance novel itu tidak akan membunuh saya (hitungannya ngeles gak ini? lol)

Novel ini saya baca Januari yang lalu, ketika saya masih full time NEET. Saya memutuskan untuk mereview ini sekalian untuk dimasukkan dalam new author challenge dan post pertama di blog yang saya khususkan untuk buku (tidak termasuk manga, sobs). 

Waktu itu saya sudah pegang satu novel tebal berbau sejarah Islam dan saya ingin nyari novel-novel tipis yang kiranya bisa menarik perhatian. Lalu muncullah novel tipis ini, terselimpit diantara novel-novel agak tebal dan tak dihiraukan. Nah, apa yang membuat saya tertarik mengambil buku ini tanpa mempertimbangkan jika ini drama romance? Tentu saja si tokoh utama yang punya fetish dapur dan yah ada kata transexual di belakang bukunya ;)

An Artist of The Floating World by Kazuo Ishiguro


Judul: An Artist of the Floating World
Pengarang: Kazuo Ishiguro
Halaman: 232
Penerbit: Elex Media Komputindo
Terbit: 6 Februari 2013
Format: Paperback
Rating: PG

Review: 

Masuji Ono adalah seorang seniman bohemian dan propagandis selama masa imperialisme Jepang.  Ketika akhirnya Jepang menyerah kepada sekutu, putranya gugur di Perang Jepang-China, dan istrinya meninggal, dia hidup mengambang di masa tuanya. Dikejar oleh masa lalu yang dia anggap merupakan kesalahan besarnya, dia berusaha menghapi masa lalunya yang dapat mengancam pernikahan putri terakhirnya.

Tema novel ini yang paling kentara adalah Jepang setelah Perang Dunia II dan perjodohan. Berawal dari usaha kedua Ono untuk menjodohkan Noriko dengan Taro Saito anak dari Dr. Saito yang sama-sama seorang seniman, namun lebih liberal dari dirinya yang konservatif. Putri pertama Ono mendorongnya untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dia buat di masa lalu dengan kata-kata ambigu. Hal itu didorong kegagalan perjodohan pertama Noriko dengan Mitake yang Setsuko dan suaminya duga ada alasan dibalik semua itu, entah karena memang Keluarga Mitake menganggap derajat Masuji Ono terlalu tinggi untuk anak mereka menikahi Noriko atau karena Keluarga Mitake menemukan aib buruk Ono selama proses penyelidikan untuk melakukan perjodohan.