Judul: Tahun 69
Judul Asli: '69
Penulis: Ryu Murakami
Genre: cultural, asian literature, young adult
Bahasa: Indonesia
Penerjemah: Widati Utami
Halaman: 284p
Penerbit: TransMedia Pustaka
Status: Pinjam di Perpus Kota Malang
Tahun 69 merupakan roman a clef tentang sebuah era dimana dunia penuh diwarnai dengan baby bloomer-- saat di mana kita percaya kalau kita mampu mengubah dunia sebelum dunia merubah kita. Melalu gaya yang menghibur, sinis, sembrono, dan pedih, novel ini begitu membangkitkan jiwa mulai dari awal hingga akhir cerita melalui energi dan optimesme Ryu Murakami; buku ini dengan sederhananya menolak kebosanan, pengkhotbahan atau kritik sastra untuk sebuah momen. Novel ini juga telah diangkat ke layar kaca dengan judul yang sama '69.Tahun 69 adalah sebuah cerita tentang anak SMA dengan otak mesum Shinchan dengan jiwa idealis khas baby bloomer, anti Perang Vietnam, anti kapitalisme, anti kemapanan dan pro komunisme. Ken Yazaki di tahun 69 terlalu dewasa bagi saya, karena saya menetapkan standar itu dengan saya dan teman-teman saya saat di SMA. Ken, lebih terlihat seperti mahasiswa dengan jiwa idealisnya.
Ken Yazaki yang menyusun pemberontakan dan festival music yang tentu akan membuat guru-guru super ketat di Jepang marah, dia menyeret teman-temannya untuk melakukan hal tersebut dengan dalih revolusi dan ati kemapanan hanya untuk membuat gebetannya suka padanya. Remeh :v
Temen saya bilang jika cowok ya emang mesum seperti itu, gak usah kaget. Mereka akan tetep mesum walau idealis. Saya punya teman yang di"depak" dari sebuah acara seni dengan tema anti korupsi hanya karena ada gadis cantik yang meminta untuk mengisi acara. Saya masih jengkel luar biasa dengan kejadian tersebut.
Adama, tokoh kedua yang menjadi jangkar agar Ken Yazaki tidak terbang dengan ide-ide gilanya adalah sosok tenang dan pintar, yang tentu saja menjadi favorit saya :)
Apa tahun '69 bagi saya? Itu tahun dimana Hyde, vocalistnya L'Arc~en~Ciel lahir, Bapak saya berumur satu tahun. Iya. Itu tahun yang mohal saya bayangkan. Bahkan saya gak ngerti semua referensi musik yang disebutkan Murakami di novel ini. Aneh juga membaca ada anak Jepang dengan musik kesukaan seperti itu, mungkin karena settingnya di Kyushu dan deket pangkalan militer USA kali ya (?). Musik tahun '60-an yang saya tahu ya musik Arabnya Ummi Kulsum (salahkan Bapak saya, beliau menggandrungi musik Arab).
Tahun '69 jauh berbeda kesannya dengan In the Miso Soup yang mengerikan dan kelam, novel ini adalah bacaan ringan yang bercerita tentang masa-masa muda orang-orang yang sudah tua (saya sendiri juga sudah tua). Saya mengerti bagaimana rasanya mengadakan suatu acara yang kemungkinan bakal tidak disetujui oleh komite karena tidak sesuai aturan, bagaimana agar acara itu bisa terlaksana. Sekalipun saya kupu-kupu (kuliah-pulang), saya pernah mengalaminya ;)
Quote:
"Sejak jaman dahulu, kejahatan dengan motif ideologi di belakangnya selalu diperlakukan secara khusus oleh polisi. Sementara itu, kejahatan tanpa motif ideologi langsung dimasukkan ke penjara. Sekarang ini, kita bicara masalah tahi, kan? Kotor, tidak bisa dibayangkan, dan benar-benar menjijikkan." Adama
"Pada gulungan film pertama dan kedua, aku sempat keliru menyetel exposure-nya sehingga tidak ada gambar yang terekam. Tapi, membuat film sendiri itu sangat menyenangkan."
"Guru-guru itu merupakan simbol simbol dari kebosanan yang terus menerus melakukan pekerjaan mengubah manusia menjadi binatang-binatang peliharaan."By the way, hanya dua bintang untuk karya Ryu Murakami kali ini~ novel ini terlalu, walau beberapa hal cocok dengan saya yang seorang pacifist, sebagian besar sisanya terlalu bertentangan dengan prinsip saya.
No comments:
Post a Comment
sankyu ya (*≧▽≦)