Pages

Tuesday 25 March 2014

Coin Locker Babies


Judul: Coin Locker Babies
Penulis: Ryu Murakami
Genre: cultural, asian literature, young adult, mature
Bahasa: Indonesia
Halaman: 560p
Penerbit: PT. Elex Media Computindo
Status: dipinjami Mas Tezar

Dua anak laki-laki yang semasa bayi pernah dibuang ke loker sewaan di stasiun oleh ibu mereka masing-masing, menghabiskan masa kecil mereka di panti asuhan, sebelum akhirnya diangkat anak oleh sebuah keluarga. Ketika beranjak remaja, keduanya meninggalkan kampung halaman di pulau dan pergi ke kota besar. 
Sejak saat itu, mereka memulai pencarian terhadap wanita yang telah mengabaikan mereka sekaligus menyusun rencana untuk menghabisinya...
Perasaan saya berubah-ubah ketika membaca novel ini. Mulai dari antisipasi sampai akhirnya mencapai klimaks lalu dibuat kecewa sekali dengan setengah perjalanannya. 

Kecewa sekali. 


Baru kali ini saya dibuat suka dengan suatu karakter dalam sebuah novel lalu dibuat membenci novel tersebut karena karakter yang saya suka dibuat....begitu...menjijikan. Bukan menjijikkan karena sexualitasnya atau stoicsm-nya, tapi karena kepribadian mereka begitu absurd seperti orang yang terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan terlarang yang membuat mereka kehilangan sisi kemanusian mereka. Mungkin ada manusia-manusia semacam Kiku dan Hashi di dunia ini, yang memandang manusia lain sebagai eksistensi yang tak perlu, tapi aduh, tolong....

Kiku dan Hashi pada awalnya digambarkan sebagai anak-anak yang ingin kalian lindungi. Bayangkan, Kiku selalu berusaha ada di samping Hashi dan hanya Hashi yang bisa mengerti Kiku. Ini bromance dari lahir. Platonic love. Hal seperti itu pasti akan sangat-sangat saya suka. 

Memang saya suka banget, sampai pertengahan novel, lalu novel ini dihabiskan dengan menggambarkan betapa buruknya dua saudara satu lemari loker. Murakami selalu menggambarkan sisi terburuk manusia di dalam semua tulisannya. 

Cukup sudah. Saya ingin mengetahui bagaimana sifat Murakami dengan membaca apa yang ditulisnya. Terjemahan artikel ekonominya di The New York Times tidak menunjukkan keanehan ideologinya, tapi dari ketiga novelnya yang saya baca yang sama adalah bagaimana orang ini suka dengan gore menjijikkan dan bagaimana orang ini suka menjelekkan sisi manusia yang memang sudah tidak indah. 

Berikut ini hal-hal yang sebenarnya saya akui "mungkin terjadi" di dunia nyata dicekokan ke tenggorokan lewat novel ini:

  • kemungkinan daerah sekitar reaktor nuklir Fukushima akan menjadi daerah seperti di "Pasar" di novel ini. 
  • Jepang yang merupakan tujuan ziarah weaboo macam saya itu dijelaskan dengan begitu menjijikkan. Kenyataan pahit yang jarang diceritakan di media lain ditamparkan saja begitu ke muka saya....
  • Hai, para die fans hard artis/aktor/penyanyi/band, mereka palsu. Titik. Jangan percaya dengan ilusi yang industri ini berikan untuk menguras uangmu. Pffft. Yah, Hyde di Laruku dan VAMPS punya sifat berbeda 180 derajat. Saya suka sifat Hyde di Laruku saja. Makanya saya hanya mau ngeluarin uang buat konser Laruku. Ah, Hyde dengan wajah dan suaranya sih udah cukup. Saya sudah mulai gak jelas ngomongin apa. Bisnis seni yang penuh kebohongan.
  • Bisa-bisa saya mikir semua penyanyi band Jepang homo :v

Final verdict: 1/5 Bintang. 0,5 poin untuk karakterisasi Kiku dan Hashi, lainnya satu dan saya terlalu kecewa untuk memberi 2 bintang.
Terima kasih juga buat Mas Tezar karena telah baik hati sekali minjamin ini ke saya :)

No comments:

Post a Comment

sankyu ya (*≧▽≦)