Pages

Showing posts with label Qanita - Mizan. Show all posts
Showing posts with label Qanita - Mizan. Show all posts

Monday, 4 November 2013

[Review] Densha Otoko - Train Man


Judul: Densha Otoko - Train Man
Penulis: Hitori Nakano
Penerjemah: Kanti Anwar
Bahasa: Indonesia
Genre: romance, humor
Penerbit: Qanita - Mizan
Halaman: 436p
Bintang: ✮ ✮ ✮ ✮ 
Status: Diberi senpai.
***
Berdasarkan statistik, cowok otaku akan menyerah saat jatuh cinta pada cewek sungguhan. Apalagi kalau cewek itu berkali-kali lipat lebih baik darinya.

Mereka juga putus asa.

((((;゚Д゚))))

Namun, Pria Kereta Api tidak begitu. Saat jatuh cinta dengan gadis yang ditolongnya, dia langsung main ke sebuah forum internet untuk meminta dukungan. Untungnya, teman-temannya di dunia cyber baik-baik dan sangat bersemangat.

Mereka memberi tips-tips pada Pria Kereta Api agar dia bisa bersatu dengan gadis itu.

Masalahnya, terkadang tips-tips itu agak aneh dan diusulkan para jomblo yang tidak berpengalaman. Berhasilkah Pria Kereta Api meluluhkan hati gadis cantik yang perlahan-lahan mengubah hidupnya?
***
キタ―――――(゚∀゚)―――――!!

Akhirnya saya siap hati untuk review buku ini, sekali-kalinya baca buku romance langsung galau (/ω\)

Mari kita mulai.

Sunday, 28 July 2013

And The Mountains Echoed by Khaled Hosseini


Judul: And The Mountains Echoed
Penulis: Khalled Hosseini
Bahasa: Indonesia
Genre: literary fiction, family, drama
Terbit: Juni 2013
Penerbit: Qanita (Mizan)
Bintang: ✮ ✮ ✮ ✮ ✮

‘My earlier novels were, at heart, tales of fatherhood and motherhood. My new novel is a multi-generational family story as well, this time revolving around brothers and sisters, and the ways in which they love, wound, betray, honour and sacrifice for each other.’ - Khalled Hosseini

Khalled Hosseini bagi saya adalah penulis genius. Dia sanggup membuat saya tak bisa melupakan novel pertamanya bahkan bertahun-tahun setelah saya membacanya. Dongeng yang ia buat menempel lekat di kepala saya, sebagian pandangan hidupnya mempengaruhi diri saya sekarang ini dan kadang Hosseini membuat saya mempertanyakan apa yang telah saya yakini. Tidak banyak penulis yang bisa membuat saya tertarik dengan sejarah/kebudayaan suatu negara, dan yang seperti tumor, merambat ke berbagai hal lain yang tak mungkin saya pelajari hanya dari wikipedia.

Ketika adek kelas saya memberitau saya tahun lalu jika Hosseini akan menerbitkan novel, saya langsung kegirangan tapi skeptis. Apalagi yang mau ia tulis tentang tanah air yang ia tinggalkan?

Emosional. Itu yang bisa katakan. Novel ini begitu emosional saya perlu waktu dua hari untuk menenangkan diri dan menulis review ini. Setiap kali saya mengingat apa yang ada di buku ini, mata saya selalu berkaca-kaca, dan demi masa, saya tak mau menangis lagi.

Berawal dari kisah dua saudara Abdullah dan Pari yang dipisahkan karena masalah ekonomi. Dimana Pari dijual kepada pasangan suami istri kaya raya di Kabul. Di sinilah dimulai jaring-jaring cerita yang merambat tidak hanya pada dua saudara itu, kembali ke masa lalu, menuju ke masa depan, tidak berhenti hanya di Afganistan tapi juga Amerika, Paris dan Yunani. Berbeda sekali dengan alur maju dua novel sebelumnya, Hosseini mencoba hal baru dengan membuat alur cerita yang carut marut tapi saling tersambung satu dengan yang lain secara jelas. Beberapa orang tidak menyukai alur yang membingungkan ini, tapi bagi saya hubungan satu chapter dan yang lain terlihat begitu jelas, sama sekali tidak membingungkan.